THE LITTLE MERMAID - HANS CHRISTIAN ANDRESEN
Judul: The Little Mermaid
Penulis: Hans Christian Andersen
Genre: Cerpen / Fantasi / Classic / Dongeng
Diterbitkan: 1837
Baris pertama: Jauh keluar di laut airnya sebiru kelopak bunga jagung yang terindah, dan sejelas kaca paling murni.
sumber: American Literature
Cerita asli dari The Little Mermaid adalah salah satu cerita favorit
saya. Sebagai seorang anak, saya menonton dan membaca versi animasinya (Disney) dan menikmati keindahan dan kesedihan dari cerita tersebut.
Ini dongeng paling menyedihkan yang menceritakan tentang putri duyung
kecil yang memberikan hidupnya di laut hanya untuk berkesempatan
memiliki jiwa manusia agar bisa bersama cinta sejatinya, Pangeran.
Mereka adalah enam gadis yang cantik, tapi yang termuda adalah yang
paling cantik dari mereka semua. Kulitnya selembut kelopak mawar,
matanya sebiru dasar laut, dan dia mempunyai suara yang paling merdu
diseluruh lautan tapi seperti yang lain, dia tidak punya kaki. Tubuhnya
berakhir dengan ekor ikan.
Ketika dia melihat seorang Pangeran muda yang tampan, dan menyelamatkan
pangeran yang tenggelam, putri duyung kecil jatuh cinta dengannya dan
putri duyung kecil tidak bisa memikirkan hal lain. Dia rindu untuk
memiliki kaki manusia dan hidup di pantai dengan Pangeran.
Aku merasa sedih bagaimana putri duyung rindu untuk menjadi sesuatu yang tidak mungkin.
Setelah menyelamatkan Pangeran, dia sering mengunjungi pantai tepat di
luar rumah Pangeran dengan harapan melihat Pangeran disana.
Setiap malam dan pagi ia kembali mengunjungi banyak tempat di mana ia
meninggalkan Pangeran. Dia melihat buah di taman matang yang dipanen,
dan dia melihat salju di gunung tinggi mencair, tetapi dia tidak melihat
sang Pangeran, sehingga setiap kali ia pulang, ia tampak sedih. Ini
adalah salah satu penghiburan baginya untuk duduk di kebun kecilnya dan
memeluk patung marmer yang indah yang terlihat sangat mirip Pangeran.
Putri duyung kecil pergi ke penyihir laut dan meminta dia untuk membuat dirinya seperti manusia. Ini bagian paling menyeramkan dari cerita.
Penyihir setuju untuk memberikan putri duyung sebuah ramuan yang akan
memberikannya kaki manusia, tapi untuk harganya penyihir menginginkan
suara yang indah dalam pertukaran untuk ramuan tersebut.
Penyihir menceritakan putri duyung tentang perubahan dari ekor ikan ke
kaki manusianya yang akan sangat menyakitkan, seperti berjalan di atas
pisau. Dia juga mengatakan kepadanya bahwa jika sang pangeran tidak
mencintainya sepenuhnya dan menikahinya, ia akan mati menjadi busa.
"Jika dia menikahi orang lain, hati Anda akan pecah pada pagi harinya,
dan Anda akan menjadi busa laut. Untuk selamanya." kata penyihir laut
itu.
Meskipun seperti ini, putri duyung tetap setuju. Penyihir laut lalu memotong lidah Putri duyung kecil dan memberikannya ramuan.
Putri duyung kecil mengambil ramuan dan menemukan Pangerannya.
Hari berlalu, pangeran sebenarnya telah mencintai putri duyung kecil,
tapi pada akhirnya ia tetap menikah dengan orang lain yang menemukan
pangeran terdampar dipantai waktu itu. Putri duyung kecil telah
memberikan hidupnya dan keluarganya untuk pangeran dan putri duyung
kecil telah menyelamatkannya dari kapal karam, namun putri duyung kecil
tidak bisa menjelaskan bahwa dirinyalah yg sebenarnya menolong pangeran,
sejak dia menjadi bisu.
Yang ia bisa lakukan adalah menonton upacara pernikahan pangeran dengan
patah hati, mengetahui bahwa ini akan menjadi malam terakhir dalam
hidupnya. Ayahnya selalu mengajarkan bahwa duyung tidak akan pergi ke
surga setelah mereka mati, tidak ada kehidupan setelah kematian bagi
mereka.
Kakak kakaknya muncul padanya malam itu dan memberikan satu kesempatan
untuk menyelamatkan dirinya. Harga yang harus dibayar adalah, putri
duyung kecil harus menikam jantung sang pangeran dengan pisau penyihir
laut sampai ada tetesan darah dari pangeran yang menetes di kakinya agar
bisa kembali menjadi putri duyung dan menjalani 300 tahun umurnya.
Tapi putri duyung kecil tidak bisa membunuh cinta sejatinya, sehingga
keesokan paginya, ia menjadi menghilang menjadi busa di laut.
Tapi ketika dia meninggal, putri duyung menjadi roh, karena tindakan
tanpa pamrih yang dia lakukan dengan tidak menusuk Pangeran untuk
menyelamatkan dirinya sendiri, dia sekarang memiliki kesempatan untuk
pergi ke surga jika dia melakukan perbuatan baik selama 300 tahun.
Bagi saya ini adalah saat paling mengharukan dalam cerita karena putri
duyung tidak bisa menangis karena mereka tidak memiliki air mata. Namun
setelah putri duyung kecil meninggal dan menjadi roh, ia akhirnya bisa
menangis.
Putri duyung kecil mengangkat matanya ke arah matahari dan untuk pertama kalinya matanya basah dengan air mata.
Cerita Hans Christian Andersen yang indah, sedih, sekaligus
menakutkan membuat saya menikmati cerita deskriptif ini, dan menemukan
diri saya dengan mudah dapat membayangkan dunia bawah laut dimana putri
duyung itu tinggal. Bagian dimana penyihir laut memotong lidah putri
duyung kecil memang menyeramkan, saya akan berpikir anak-anak akan takut
dengan itu.
Satu hal yang saya tidak senang dengan adalah bagian akhir dimana putri
duyung kecil akan masuk ke surga setelah 300 tahun membantu anak-anak.
Bukankah putri duyung kecil sudah merelakan dirinya sendiri demi
kebahagian pangeran.
Semua dalam ceritanya ini adalah dongeng favorit saya dan saya menikmati membacanya.
Moral dari cerita ini? Mungkin kita tidak
harus mencoba menjadi sesuatu yang kita anggap tidak mungkin? Atau
mungkin bahwa tindakan-tindakan tanpa pamrih akan memberikan kita tempat
di surga? Mungkin. Cerita ini mengajarkan kita untuk bahagia demi orang
lain.
"Ini cinta yang sulit. Kau dan aku ditakdirkan tak saling memiliki.
Aku tak bisa mencintaimu seperti yang aku mau. Namun, ketika dia hadir
dalam hidupmu-di antara kita-aku pun sadar kebahagiaanku pelan pelan
akan memudar. Betapa tidak, dia bisa memberimu cinta dan perhatian.
Menggenggam tanganmu hingga akhirnya kau terlelap disisinya. Dia
melakukan semua yang ingin aku berikan kepadamu."
No comments:
Post a Comment